17.12.12

Menghitung Kepadatan Lalat



Lalat merupakan salah satu insekta (serangga) yang termasuk ordo Dipthera, yaitu insekta yang mempunyai sepasang sayap berbentuk membran. Lalat mempunyai sifat kosmopolitan, artinya kehidupan lalat dijumpai merata hampir diseluruh permukaan bumi. Diperkirakan diseluruh dunia terdapat lebih kurang 85.000 jenis lalat, tetapi semua jenis lalat terdapat di Indonesia. Jenis lalat yang paling banyak merugikan manusia adalah jenis lalat rumah (Musca domestica), lalat hijau (Lucilia sertica), lalat biru (Calliphora vomituria) dan lalat latrine (Fannia canicularis). Lalat juga merupakan spesies yang berperan dalam masalah kesehatan masyarakat yaitu sebagai  vektor penularan penyakit saluran pencernaan. Vektor adalah arthropoda yang dapat memindahkan atau menularkan agent infection dari sumber infeksi kepada host yang rentan (Kusnoputranto, 2000).
          Penularan penyakit terjadi secara mekanis, dimana bulu–bulu badannya, kaki-kaki serta bagian tubuh yang lain dari lalat merupakan tempat menempelnya mikroorganisme penyakit yang dapat berasal dari sampah, kotoran manusia, dan binatang. Bila lalat tersebut hinggap ke makanan manusia, maka kotoran tersebut akan mencemari makanan yang akan oleh manusia sehingga akhirnya akan timbul gejala sakit pada manusia yaitu sakit pada bagian perut serta lemas. Penyakit-penyakit yang ditularkan oleh lalat antara lain disentri, kolera, thypus perut, diare dan lainnya yang berkaitan dengan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk (Depkes, 2001).
            Upaya untuk menurunkan populasi lalat adalah sangat penting, mengingat dampak yang ditimbulkan. Untuk itu sebagai salah satu cara penilaian baik buruknya suatu lokasi adalah dilihat dari angka kepadatan lalatnya. Dalam menetukan kepadatan lalat, pengukuran terhadap populasi lalat dewasa tepat dan biasa diandalkan daripada pengukuran populasi larva lalat.
            Untuk mengetahui angka kepadatan lalat disuatu wilayah dilakukan dengan cara mengukur angka kepadatan lalat. Pengukuran populasi lalat hendaknya dapat dilakukan pada :
a.       Setiap kali dilakukan pengendalian lalat (sebelum dan sesudah)
b.      Memonitoring secara berkala, yang dilakukan setidaknya 3 bulan sekali.
Angka rata-rata penghitungan lalat merupakan petunjuk (indeks) populasi pada suatu lokasi tertentu. Sedangkan sebagai interprestasi hasil pengukuran indeks populasi lalat pada setiap lokasi atau fly grill adalah sebagai berikut :
a.       0 – 2      : Rendah atau tidak menjadi masalah
b.      3 – 5   : Sedang dan perlu dilakukan pengamanan terhadap tempat-tempat berkembang biakan lalat (tumpukan sampah, kotoran hewan, dan lain-lain)
c. 6 – 20   : Tinggi/padat dan perlu pengamanan terhadap tempat- tempat berkembang biakan lalat dan bila mungkin direncanakan upaya pengendaliannya.
d.       > 21      : Sangat tinggi/sangat padat dan perlu dilakukan pengamanan terhadap tempat–tempat  perkembangbiakan lalat dan tindakan pengendalian lalat.


Alat dan Bahan yang digunakan untuk melakukan pengukuran kepadatan lalat yaitu :

1.      Block Grill
2.      Sarung tangan
3.      Masker
4.      Counter
5.      Alat Tulis
6.      Stopwatch

Langkah Kerja

1.      Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.      Merangkai block grill yang akan digunakan.
3.      Menyiapkan stopwatch.
4.     Meletakkan block grill di titik tengah (T1) TPS, kemudian menghitung lalat yang hinggap setiap 30 detik dan diulangi sebanyak 10 kali. Setiap pergantian waktu 30 detik tersebut, diuasahanan agar lalat hinggap sebelumnya pergi.
5.      Kemudian memindahkan ke titik yang ke 2 (T2) dan melakukan hal yang sama seperti titik tengah yaitu menghitung lalat yang hinggap di block grill setiap 30 detik dan diulangi sebanyak 10 kali begitu juga dengan Titik yang ke 3 (T3), Titik ke 4 (T4), Titik ke 5 (T5).
6.      Kemudian mencatat setiap hasil dari perhitungan lalat di setiap titiknya.
Comments
1 Comments

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Kak sumber indeks kepadatan lalat nya dapat darimana kak??